YUMAGA – SMPN 3 Pandeglang melaksanakan program SISKAMLING (Seni Sastra Sunda Kami Kuriling) dan Pengimbasan PJAS (Pangan Jajan Anak Sekolah) selama tiga hari pada tanggal 9-11 Januari 2024 di tiga sekolah di Kabupaten Pandeglang.
SMPN 3 Pandeglang mengunjungi SMPN 1 Cipeucang pada Selasa, 9 Januari 2024, kemudian mengunjungi SMPN 5 Pandeglang pada Rabu, 10 Januari 2024, dan terakhir mengunjungi SMPN 1 Cadasari pada Kamis, 11 Januari 2024.
Kegiatan program SISKAMLING dilaksanakan di dua sekolah yaitu SMPN 1 Cipeucang dan SMPN 5 Pandeglang dengan tujuan untuk mengenalkan seni tradisional Pandeglang yaitu Calung Renteng yang berasal dari Cibaliung dan memperkenalkan Bahasa Sunda sebagai Bahasa Ibu Kabupaten Pandeglang yang harus dilestarikan oleh kita sebagai generasi muda. Pengimbasan program SISKAMLING ini dilakukan dengan cara menampilkan pertunjukan Calung Renteng Yumaga dan menampilkan seni sastra sunda yang menjadi juara pada Lomba FTBI (Festival Tunas Bahasa Ibu) Tingkat Kabupaten yang diraih oleh SMPN 3 Pandeglang pada cabang lomba Nembang Pupuh, Maca Sajak, dan Borangan atau Ngabodor Sorangan.
Kemudian untuk Kegiatan pengimbasan Program PJAS dilaksanakan di tiga sekolah, yakni SMPN 1 Cipeucang, SMPN 5 Pandeglang, dan SMPN 1 Cadasari. Pengimbasan Program PJAS merupakan salah satu program yang harus dilakukan untuk mengikuti lomba PJAS Tingkat Nasional. Sebab, sebelumnya SMPN 3 Pandeglang berhasil menjadi juara di Tingkat Provinsi dan lanjut ke perlombaan Tingkat Nasional.
Pengimbasan Program PJAS ini bertujuan untuk membagi informasi seputar jajanan anak sekolah yang sehat dan layak untuk dikonsumsi sekaligus memberikan edukasi mengenai makanan atau minuman yang kemungkinan mengandung zat berbahaya bagi tubuh. Pengimbasan ini juga dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah semakin banyaknya kasus keracunan yang menimpa siswa akibat jajan sembarangan.
Pengimbasan Program PJAS dilakukan dengan cara memberikan sosialisasi berupa materi mengenai jajanan yang sehat dan layak dikonsumsi sesuai dengan arahan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dengan sasarannya yakni siswa, guru, dan pedagang yang berjualan di kantin sekolah tersebut.
Tim PJAS SMPN 3 Pandeglang memberi edukasi dan penjelasan yang sesuai dengan kondisi di lingkungan masyarakat dan sekitar. Sebab, banyak sekali bahan-bahan kimia berbahaya yang kerap kali ditemukan pada jajanan anak sekolah, bahkan pada makanan yang biasa dimasak oleh ibu-ibu seperti Pijer yang kerap kali ditambahkan ketika membuat makanan seperti cilok, bakso, dan lontong.
Selain itu, Tim PJAS bersama dengan Kepala Sekolah SMPN 3 Pandeglang yakni Bapak Ading Suhendi, S.Pd., menjelaskan Program Kantin Sehat Yumaga. Dimana dalam program tersebut, transaksi jual beli berlangsung dengan menggunakan voucher yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran bakteri, virus, dan kuman yang berbahaya bagi tubuh.
Tak hanya itu, Kepala Sekolah SMPN 3 Pandeglang juga memaparkan rencana Program PJAS selanjutnya yakni pengolahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik dari kantin akan diolah sebagai pakan maggot, kemudian maggot tersebut akan digunakan sebagai pakan ikan lele yang sedang diternak dan hasil panen ikan lele akan diolah dan dijual di kantin Yumaga, kemudian untuk kotoran maggot akan digunakan sebagai pupuk organik sayuran hidroponik. Sedangkan untuk sampah anorganik akan diolah dengan alat pengelola sampah menjadi butiran plastik. Hasil dari butiran plastik tersebut akan dijual kepada pabrik pengolah sampah.
Diharapkan dengan adanya SISKAMLING dan pengimbasan PJAS yang telah dilakukan oleh SMPN 3 Pandeglang, sekolah lain yang berada di Kabupaten Pandeglang dapat melestarikan Bahasa Sunda sebagai Bahasa Ibu dan dapat mencegah kasus keracunan yang kerap kali menimpa siswa dengan edukasi mengenai Pangan Jajanan yang baik untuk siswa. Selain itu, diharapkan sekolah lain dapat memulai inovasi baru dengan menerapkan Kantin sehat yang higienis dan aman bagi kesehatan siswa. ***